Alhamdulillah, kemarin jumat udah rapotan. Dan hasilnya adalah aku dapet peringkat kedua. Naik satu peringkat dari UTS semester satu. Sejak awal aku udah punya target untuk bisa jadi juara satu di kelas IPS. Aku merasa sedikit marah kepada diriku kenapa kok ndak langsung juara satu. Dibalik kejadian ini aku berusaha untuk mengambil hikmah. Akhirnya aku bisa lebih mengerti bahwa hidup ini ndak ada yang instan. Semua ada proses yang mengirinya. Aku ndak bisa langsung serta merta menjadi juara satu. Tapi Allah memberiku kesempatan untuk menjadi juara ketiga dulu terus kedua. Harapannya abis ini aku bisa juara satu ammiiiin. Harapan akan menjadi kosong atau omong kosong atau omong doang kalau ndak diiringi oleh usaha yang keras. Setuju?
Setelah rapotan, ada acara penampilan kelas. Ini yang buat jantung berdetak lebih cepat alias deg-degan. Awalnya ANSOS2 mau drama, tapi karena waktu untuk latihan tidak banyak, dan waktu yang ada tidak kami tidak gunakan dengan baik, jadinya penampilan kami hanya sebuah hiburan yang kurang bermakna. Tapi tetep berkesan kok J. Sebetulnya ANSOS2 itu mau nampilin drama yang bener-bener bermakna terutama untuk adik kelas X. Jadi ceritanya itu gini, kami berusaha untuk flashback kenapa kami masuk jurusan IPS dan berbagai polemik sebelum kami akhirnya memilih jurusan IPS. Juga kami ingin memberikan pengetahuan untuk adik kelas bahwa jurusan IPS itu ndak sesempit dan seburuk yang mereka kira. Berdasarkan pengalaman kami, jurusan IPA benar-benar diunggulkan dari pada jurusan IPS. Banyak yang menyepelehkan IPS. BUT IT IS WRONG!!!!!! IPS ndak semudah yang dikira. Memang, di kelas X, pelajaran IPS seperti sosiologi,geografi,sejarah,dan ekonomi lebih gampang dibanding pelajaran IPA seperti kimia,biologi dan fisika. Yang satu bisa sedikit diawur dengan bermain kata-kata plus logika yang satunya lagi harus pasti dengan rumus-rumus yang telah ditentukan oleh pendahulunya. Pada saat kelas XI, pelajaran IPS mulai menggila dengan hafalan yang banyak. Dan butuh kemampuan pemahaman yang tinggi. Anak IPS dikenal dengan kemampuan untuk menghafal yang tinggi. Aku sedikit kurang setuju. Karena hafalan yang banyak, berjibun satu buku akan hilang dalam hitungan kalau tidak bener-bener didasari oleh pemahaman yang tinggi pula. Ustad-ustadzah yang mengajar IPS sering bilang “pelajaran IPS itu jangan dihafal tapi dimengerti”. Awalnya aku kurang setuju dangan kata-kata tadi karena aku pikir walaupun dimengerti tetep aja ujung-ujungnya ya ngapal. Setelah aku coba untuk melakukan apa yang disuruh ama usth, ternyata emang bener pelajran IPS itu lebih enak untuk dipahami bukan dihapal. Lebih enak dan ndak merasa menjadi beban pas ulangan. Sip !! Alhamdulillah i am enjoy with ANSOS2!!!
Setelah lama aku memendam pertanyaan ini. Pertanyaan ini muncul saat aku harus memilih antara IPA maupun IPS. Intinya, Kenapa sistem pendidikan di Indonesia memperbolehkan siswa IPA untuk masuk di jurusan IPS saat di kuliah sedangkan anak IPS sendiri tidak boleh masuk jurusan IPA? Bolehkah aku bilang bahwa ini sebuah ketidakadilan? Mungkin ini bisa dibilang berlebihan. Tapi aku merasa hal ini memang tidak adil. Aku punya alasan yang mendasarinya. Tidak salah masyarakat bilang jurusan IPS adalah jurusan yang berisikan anak-anak yang kurang berprestasi. Karena mereka bisa dikalahkan oleh anak IPA dalam pendaftaran di perkuliahan. Akhirnya anak IPS yang kurang akan mendapatkan jurusan yang kurang. Sebelum menutup tulisan ini, aku teringat akan pesan ustadzah yang dikasih setelah aku cerita tentang hal ini. Beliau bilang “Itulah persaingan! Makannya kamu jangan jadi anak biasa aja. Jadi yang bener-bener terbaik. Kalau ndak gitu ya resiko kena gilas anak IPA.” (kutipan tidak murni, karena ada sedikit penambahan).
Kalau boleh saran untuk pemerintah, sebaiknya kebijakan anak IPA boleh masuk ke jurusan IPS ditinjau ulang. Saya berharap jika anak IPS ndak boleh masuk ke jurusan IPA, maka anak juga ndak boleh masuk ke jurusan IPS. Jadi ini menurut saya adil.
Mohon maaf jika pendapat yang ada diatas terlalu subyektif dan banyak mempunyai kekurangan. Karena aku ndak seberapa punya refrensi yang banyak hanya sesuai dengan pandangan pribadi saja.
Dian, kamu habis-habisan buat aku cemburu setengah mati nich..hahaha :) nice post...kalau boleh usul,coba tambahkan ini, di IPS ilmunya lebih aplikatif dibandingkan IPA (penjelasannya bisa kamu analisis lebih kuat lagi..)
BalasHapuskenapa cemburu?
BalasHapusthank you
lihat posting sebelumnya..hehehe..tapi maaf ya,aku terlalu blak-blakkan..
BalasHapusPermisi sodara2,
BalasHapusnumpang komen,hehe
klu boleh aku kasih komen beberapa point ya.
1.Oke kita boleh merasa seringkali dinomerduakan sebagai anak IPS, tapi mohon disikapi bahwa rasa tertindas itu tidak membuat kita menjadi "ultranasionalisme" -->kecintaan yang berlebihan sehingga membuat antipati pada jurusan lainnya.
2.Kedua, aku ikut memahami bahwa jurusan IPS tidak semudah yang dikira orang2..
3.Kesan dimasyarakat bahwa IPS itu nomer dua karena hasil dari sistem : anak yang naik kelas tp tdak bs diterima di IPA maka otomatis masuk IPS, atau anak yang naik kelas tapi tidak diterima di IPA/IPS pasti masuk IPS,
sehingga anak2 yang masuk di IPS adalah anak2 yang di IPS kan, bukan murni kemauan dirinya sendiri..
sehingga kualitas IPS terkesan buruk karena menerima (maaf ) kasarannya, anak2 buangan dari yang tidak masuk IPA, atau yang tidak bisa diterima di kedua jurusan
*sehingga sistem ini perlu dirubah
4.Aku setuju dengan ketidaksetujuan penulis bahwa IPA boleh masuk jurusan IPS, tp IPS tidak.
tapi mungkin, sistem ini diterapkan berdasarkan pemikiran,pada saat kulian jurusan IPS2 masih bisa dikejar materinya saat kuliah oleh anak2 non ips..
semoga ini bisa meredam perang dingin ipa-ips yang biasa terjadi pada awal kelas 2,,
komen balik ya..
mohon maaf, ini tidak bermaksud menyinggung,
hanya ingin berbagi
Terimakasih ^^
tanggapan no.
BalasHapus1. sebetulnya aku ndak merasakan antipati seh mas. aku ndak suka aja sistemnya. mungkin terkesan aja
2. Pasti itu. semua ada kemudahan dan kesulitan.
3. SETUJU!
alhamdulillah tidak ada perang dingin yang terjadi. Awal kelas 2 sudah berlalu dengan baik
Terimakasih sudah memberikan masukan mas :)
hai,kak...follow kami ya di blog kami cerealmah.blogspot.com,majalah blog online SMA Al Hikmah Surabaya..Terimakasih..:)
BalasHapus