Guided Through The Quran by Syeikh
Fahad Al-Kandari Fahad Alkandari
Program
televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk lewat
Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad Al-Kandari Fahad
Al-Kandari. Beliau telah mewawancarai sekitar
29 orang mualaf dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang
diwawancarai ini semua tinggal di beberapa negara seperti Inggris, Beligia,
Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis ringkasan dari semua wawancara yang
dilakukan beliau. Semoga bermanfaat J
Episode 15:
Abu Bakar 35 th asal belanda tapi tinggal di London.
Berkerja sebagai pengajar anak autis
Syeikh
Fahad Al-Kandari: Apa agama anda sebelum islam?
Abu Bakar: Katolik. Walaupun
begitu, saya hanya percaya tuhan itu hanya satu. Saya tidak mau menyebutkan Jesus ataupun Bunda Maryam, tapi hanya
tuhan saja. Di dalam kepercayaan katolik, trinitas itu tetap satu dan disebutkan juga Isa adalah anak tuhan. Saya anggap
itu bukan diartikan secara langsung
sebagai anaknya tuhan. Menurut
saya, Isa
adalah ciptaannya tuhan, sama
dengan kita semua yang berada
dibawah kekuasaanya. Setelah
memeluk islam, saya sangat membenci dengan
ajaran trinitas dan tidak
lagi mempercayainya.
Syeikh
Fahad Al-Kandari: Bagaimana anda tidak mempercayai konsep tuhan seperti itu bahkan sebelum masuk
islam?
Abu Bakar: Saya sendiri juga nggak tau.
Syeikh
Fahad Al-Kandari: Apakah inspiraasi itu datang dari Allah atau ada yang
mempengaruhi anda?
Abu bakar: Saya
mempelajari tentang Isa dan
saya telah memahaminya.
Abu Bakar: Sebelum
masuk islam, kehidupan saya seenaknya dan pastinya tidak punya tujuan hidup. Tetapi setelah memeluk
islam, saya mengerti apa yang saya harus lakukan di dunia ini.
Syeikh
Fahad Al-Kandari: Apakah ada ayat yang mengispirasi anda?
Abu Bakar: Saat
umur 13 th, disekolah ada
agenda kunjugan ke sebuah masjid. Saat memasukinya, saya merasakan sesuatu yang
nggak bisa diuraikan dengan kata-kata. Rasanya, ada cahaya datang yang membuat
hati ini lebih tenang. Itu pengalaman pertama saya yang berhubungan dengan
islam.
Saat sekolah,
saya punya banyak teman yang berasal dari turki. Kami sering berdiskusi tentang
islam. Al-Quran diturunkan
dengan isinya yang sempurna dan tidak
ada kecatatan sama sekali. Mereka menjukkan saya sebuah ayat yang
berhubungan dengan fakta ilmiah.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa
ayat yang mereka tujukkan kepada anda sehingga bisa mempengaruhi anda?
Abu Bakar: Beberapa
ayat dari surat Ar-Rum yang
menjelaskan bagaimana hujan itu
terjadi dan bagaimana Allah
membuat itu semua. Itu semua sangat berhubungan dengan penemuan-penemuan yang
ada saat ini.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Subbahanallah, para
ilmuan menjelaskan bahwa ada dua jenis awan. Yang pertama menyebar
atau nama lainnya awan sirrus dan menyatu atau nama lainnya awan cumulus.
Allah menjelaskan di surat ar-rum ayat 48: “Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut Dia kehendaki,
dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari
celah-selahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hambaNya yang Dia
kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.”
Jadi awan membawa hanya air hujan. Sedangkan jenis awan ada
dijelaskan di surat An-Nur ayat 43 “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah
menjadikan awan bergerak perlahan-lahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia
menjadikannya bertumpuk-bertumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari
celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung), … “
Subbahanallah apa bila Allah yang menciptakan, maka akan sempurna ciptaaNya.
Abu Bakar: Aku
sangat terkesan dengan Al-Quran. Bagaimana seorang manusia bia mengetahui ini
semua? Dan banyak lagi ayat yang menceritakan kejadian ilmiah lainnya. Dari
mana Al-Quran ini berasal? Ini dibuat 1400 tahun yang lalu! Diturukan kepada
seorang yang tidak bisa membaca di tengah-tengah gurun. Padahal di dalamnya banyak kejadian yang ternyata baru dapat dibuktikaan
dalam abad ini. Pasti tuhan yang membuat kitab ini.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Seperti
di surat An-Najm ayat 3-4 “dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. (3) tidak lain
(Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (4)”
Abu Bakar: Saat di
sekolah saya dijelaskan tentang siklus hujan. Dan subbahanallah. Semua sama
dengan yang ada di Al-Quran.
Abu-Bakar: Bagi
teman-teman yang belum memeluk islam, cobalah kalian luangkan waktu untuk mencari kebenaran.
Bacalah Al-Quran yang itu adalah kitab dari Allah dan
disampaikan oleh seorang nabi
terakhir yaitu Nabi Muhammad
SAW. Cobalah bertanya apakah Al-Quran benar benar kitab Allah?
Apakah Muhammad adalah nabi terkhir? Jika memang jawabannya iya, tidak ada
keraguan atas kitab ini.
Saya pergi ke sekolah pakai sepeda karena di Belanda
memang harus pakai sepeda. Saat berangkat, tiba-tiba saya ada perasaan takut
mati. Padahal saat itu suasana jalan lengang tetapi rasanya takut sekali.
Kenapa kok saya jadi gini? Setelah semenit, Oh karena saya nggak yakin bahwa
agama katolik yang saya anut itu benar. Kenapa saya nggak yakin? Trus kepikiran
selama perjalanan. Jawabannya adalah saya takut apabila saya nggak jadi muslim,
kemudian saya akan masuk neraka. Saya takut masuk neraka. Pada kesimpulannya
saya yakin kalau islam itu benar. Kalau sudah yakin, ngapain takut lagi.
Sorenya saya bilang ke teman kalau mau masuk
islam. Teman saya mengucapkan syahadat dalam Bahasa Arab, saya mengikutinya.
Akhirnya pada 6 april saya memeluk islam.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana perasaan anda setelah
mengucapkan syahadat?
Abu Bakar: terlahir kembali. Yang saya yakini saya akan mati dalam keadaan
muslim nantinya amin
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana hubungan anda dengan Al-Quran
setelah memeluk islam?
Abu Bakar: Al-Quran adalah
petunjuk bagi semua manusia yang menyangkut semua aspek kehidupan. Masalahnya
sekarang, banyak muslim yang meninggalkan Al-Quran. Membaca, menghafal dan
mengamalkan, kemudian mereka meninggalkannya.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana hubungan anda dengan keluarga
setelah memeluk islam?
Abu Bakar: Setelah memeluk
islam, keluarga menolak. Seiring berjalan waktu saya melaksakan ajaran islam,
akhirnya mereka menerima keislaman saya. Alhamdulillah sampai sekrang nggak ada
masalah
Syeikh Fahad
Al-Kandari: Setelah membaca banyak ayat alquran, mana ayat yang sangat
mengispirasi anda?
Abu Bakar: Sebetulnya
banyak. Tapi saya ambil tiga. Di awal surat Al-Ankabut: Alif Lam Mim (1) Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan
hanya dengan mengatakan , “kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (2) Dan
sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,... (3) Allah
membuat kehidupan kita ini sebagai ujian bagi kita semua untuk menjadi orang
yang jujur.
Selain itu surat Al-Baqarah 98: “Barangsiapa menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya
Allah musuh bagi orang-orang kafir.” Disnilah allah melindungi orang orang
yang beriman.
Terakhir Al-Ikhlas: katakanlah (muhammad), “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1) Allah
tempat meminta segala sesuatu (2) (Allah) tidak berranak dan tidak pula
diperanakkan (3) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (4)” surat yang pendek tapi maknanya sungguh dalam.
Surat ini adalah surat yang palaing saya suka dari awal menjadi seorang muslim.
Setiap pagi, siang, sore, sebelum tidur, saya selalu membaca tiga surat annas
alfalaq al ikhlas. Dengan membca ketiga surat itu, kita dilindungi Allah dari
godaan seytan.
Syeikh Fahad
Al-Kandari: Kemampuan berbahasa Arab Abu Bakar sangat lancar. Dia belajar Bahasa
Arab langsung di Madinah.
Abu Bakar: Saya sungguh
bersyukur dapat kesempatan untuk belajar bahasa arab di Madinah. Tahun 2001
saya belajar disana di Islamic University
Syaikh: Apakah anda menamatkan selama 4 th ?
Abu Bakar: Saya belajar Bahasa
Arab dulu dan melanjutkan belajar di fakultas syariah. Karena ada masalah saat
itu, jadi saya tidak bisa lulus. Sampai sekarang saya berharap bisa kembali
kuliah disana.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana rasanya meninggalkan
kota Nabi Muhammad?
Abu Bakar: Rasanya emmm seperti orang yang rindu kampung halamannya. Tempat
dimana dia lahir. Sungguh sangat ingin kembali kesana dan hidup disana.
Impian Abu Bakar: Melanjutkan kuliah di madinah. Kesana bersama keluarga
agar istri saya juga bisa belajar bahasa arab juga. Sehingga saya bisa membantu
lebih banyak lagi saudara saya di eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)
Sekali lagi Terimakasih