Sabtu, 14 Februari 2015

Guided Through The Quran episode 15

Guided Through The Quran by Syeikh Fahad Al-Kandari Fahad Alkandari

Program televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk lewat Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad Al-Kandari Fahad Al-Kandari.  Beliau telah mewawancarai sekitar 29 orang mualaf dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai ini semua tinggal di beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis ringkasan dari semua wawancara yang dilakukan beliau. Semoga bermanfaat J

Episode 15:

Abu Bakar  35 th asal belanda tapi tinggal di London. 
Berkerja sebagai pengajar anak autis

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa agama anda sebelum islam?

Abu Bakar: Katolik. Walaupun begitu, saya hanya percaya tuhan itu hanya satu. Saya tidak mau menyebutkan Jesus ataupun Bunda Maryam, tapi hanya tuhan saja. Di dalam kepercayaan katolik, trinitas itu tetap satu dan disebutkan juga Isa adalah anak tuhan. Saya anggap itu bukan diartikan secara langsung sebagai anaknya tuhan. Menurut saya, Isa adalah ciptaannya tuhan, sama dengan kita semua yang berada dibawah kekuasaanya. Setelah memeluk islam, saya sangat membenci dengan ajaran trinitas dan tidak lagi mempercayainya.

 Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana anda tidak mempercayai konsep tuhan seperti itu bahkan sebelum masuk islam?

Abu Bakar: Saya sendiri juga nggak tau.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah inspiraasi itu datang dari Allah atau ada yang mempengaruhi anda?

Abu bakar: Saya mempelajari tentang Isa dan saya telah memahaminya.

Abu Bakar: Sebelum masuk islam, kehidupan saya seenaknya dan pastinya tidak punya tujuan hidup. Tetapi setelah memeluk islam, saya mengerti apa yang saya harus lakukan di dunia ini.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah ada ayat yang mengispirasi anda?

Abu Bakar: Saat umur 13 th, disekolah ada agenda kunjugan ke sebuah masjid. Saat memasukinya, saya merasakan sesuatu yang nggak bisa diuraikan dengan kata-kata. Rasanya, ada cahaya datang yang membuat hati ini lebih tenang. Itu pengalaman pertama saya yang berhubungan dengan islam.
Saat sekolah, saya punya banyak teman yang berasal dari turki. Kami sering berdiskusi tentang islam. Al-Quran diturunkan dengan isinya yang sempurna dan tidak ada kecatatan sama sekali. Mereka menjukkan saya sebuah ayat yang berhubungan dengan fakta  ilmiah.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa ayat yang mereka tujukkan kepada anda sehingga bisa mempengaruhi anda?

Abu Bakar: Beberapa ayat dari surat Ar-Rum yang menjelaskan bagaimana hujan itu terjadi dan bagaimana Allah membuat itu semua. Itu semua sangat berhubungan dengan penemuan-penemuan yang ada saat ini.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Subbahanallah, para ilmuan menjelaskan bahwa ada dua jenis awan. Yang pertama menyebar atau nama lainnya awan sirrus dan menyatu atau nama lainnya awan cumulus.

Allah menjelaskan di surat ar-rum ayat 48: “Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-selahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.”

Jadi awan membawa hanya air hujan. Sedangkan jenis awan ada dijelaskan di surat An-Nur ayat 43 “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan-lahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-bertumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung), … “ Subbahanallah apa bila Allah yang menciptakan, maka akan sempurna ciptaaNya.

Abu Bakar: Aku sangat terkesan dengan Al-Quran. Bagaimana seorang manusia bia mengetahui ini semua? Dan banyak lagi ayat yang menceritakan kejadian ilmiah lainnya. Dari mana Al-Quran ini berasal? Ini dibuat 1400 tahun yang lalu! Diturukan kepada seorang yang tidak bisa membaca di tengah-tengah gurun. Padahal di dalamnya banyak kejadian yang ternyata baru dapat dibuktikaan dalam abad ini. Pasti tuhan yang membuat kitab ini.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Seperti di surat An-Najm ayat 3-4 “dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. (3)  tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (4)”

Abu Bakar: Saat di sekolah saya dijelaskan tentang siklus hujan. Dan subbahanallah. Semua sama dengan yang ada di Al-Quran.

Abu-Bakar: Bagi teman-teman yang belum memeluk islam, cobalah kalian luangkan waktu untuk mencari kebenaran. Bacalah Al-Quran yang itu adalah kitab dari Allah dan disampaikan oleh seorang nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.  Cobalah bertanya apakah Al-Quran benar benar kitab Allah? Apakah Muhammad adalah nabi terkhir? Jika memang jawabannya iya, tidak ada keraguan atas kitab ini.

Saya pergi ke sekolah pakai sepeda karena di Belanda memang harus pakai sepeda. Saat berangkat, tiba-tiba saya ada perasaan takut mati. Padahal saat itu suasana jalan lengang tetapi rasanya takut sekali. Kenapa kok saya jadi gini? Setelah semenit, Oh karena saya nggak yakin bahwa agama katolik yang saya anut itu benar. Kenapa saya nggak yakin? Trus kepikiran selama perjalanan. Jawabannya adalah saya takut apabila saya nggak jadi muslim, kemudian saya akan masuk neraka. Saya takut masuk neraka. Pada kesimpulannya saya yakin kalau islam itu benar. Kalau sudah yakin, ngapain takut lagi.

Sorenya saya bilang ke teman kalau mau masuk islam. Teman saya mengucapkan syahadat dalam Bahasa Arab, saya mengikutinya. Akhirnya pada 6 april saya memeluk islam.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana perasaan anda setelah mengucapkan syahadat?

Abu Bakar: terlahir kembali. Yang saya yakini saya akan mati dalam keadaan muslim nantinya amin

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana hubungan anda dengan Al-Quran setelah memeluk islam?

Abu Bakar: Al-Quran adalah petunjuk bagi semua manusia yang menyangkut semua aspek kehidupan. Masalahnya sekarang, banyak muslim yang meninggalkan Al-Quran. Membaca, menghafal dan mengamalkan, kemudian mereka meninggalkannya.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana hubungan anda dengan keluarga setelah memeluk islam?

Abu Bakar: Setelah memeluk islam, keluarga menolak. Seiring berjalan waktu saya melaksakan ajaran islam, akhirnya mereka menerima keislaman saya. Alhamdulillah sampai sekrang nggak ada masalah

Syeikh Fahad Al-Kandari: Setelah membaca banyak ayat alquran, mana ayat yang sangat mengispirasi anda?

Abu Bakar: Sebetulnya banyak. Tapi saya ambil tiga. Di awal surat Al-Ankabut: Alif Lam Mim (1) Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan , “kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (2) Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,... (3) Allah membuat kehidupan kita ini sebagai ujian bagi kita semua untuk menjadi orang yang jujur.

Selain itu surat Al-Baqarah 98: “Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir.” Disnilah allah melindungi orang orang yang beriman.

Terakhir Al-Ikhlas: katakanlah (muhammad), “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa (1) Allah tempat meminta segala sesuatu (2) (Allah) tidak berranak dan tidak pula diperanakkan (3) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (4)”  surat yang pendek tapi maknanya sungguh dalam. Surat ini adalah surat yang palaing saya suka dari awal menjadi seorang muslim. Setiap pagi, siang, sore, sebelum tidur, saya selalu membaca tiga surat annas alfalaq al ikhlas. Dengan membca ketiga surat itu, kita dilindungi Allah dari godaan seytan.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Kemampuan berbahasa Arab Abu Bakar sangat lancar. Dia belajar Bahasa Arab langsung di Madinah.

Abu Bakar: Saya sungguh bersyukur dapat kesempatan untuk belajar bahasa arab di Madinah. Tahun 2001 saya belajar disana di Islamic University

Syaikh: Apakah anda menamatkan selama 4 th ?

Abu Bakar: Saya belajar Bahasa Arab dulu dan melanjutkan belajar di fakultas syariah. Karena ada masalah saat itu, jadi saya tidak bisa lulus. Sampai sekarang saya berharap bisa kembali kuliah disana.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana rasanya meninggalkan kota Nabi Muhammad?

Abu Bakar: Rasanya emmm seperti orang yang rindu kampung halamannya. Tempat dimana dia lahir. Sungguh sangat ingin kembali kesana dan hidup disana.

Impian Abu Bakar: Melanjutkan kuliah di madinah. Kesana bersama keluarga agar istri saya juga bisa belajar bahasa arab juga. Sehingga saya bisa membantu lebih banyak lagi saudara saya di eropa. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)

Sekali lagi Terimakasih