Guided Through the Quran by Syeikh
Fahad Al-Kandari
Program
televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk lewat
Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad Al-Kandari. Beliau telah mewawancarai sekitar 29 orang
mualaf dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai
ini semua tinggal di beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan
Spanyol. Saya akan nulis ringkasan dari semua wawancara yang dilsayakan beliau.
Semoga bermanfaat J
Episode 17:
Abdullah (Nicola) Perancis
Abdullah: Umur 13 tahun aku keluar
dari sekolah karena kelakuanku sangat buruk. Aku sudah bisa merokok, minum alkohol
dan pake narkoba. Aku sangat ketergantungan dengan itu semua.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Saat umur 13 -20 th
Abdullah keluar dari sekolah dan mencoba untuk berkerja. Dia juga pernah mecuri
uang ayahnya untuk membeli narkoba dan alkohol.
Abdullah: Suatu
hari aku memutuskan untuk berhenti dari ini semua. Aku benar-benar stress karena
itu.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Kapan
tepatnya Anda memulai kehidupan yang baru setelah menjalani kehidupan yang
sangat tertekan? Dan akhirnya membuat keputusan untuk berubah.
Abdullah: Seperti yang aku katakan di awal,
aku benar-benar harus melawati masa-masa yang sulit. Sampai-sampai Nggak bisa
makan dan tidur. Cuman jalan-jalan yang nggak punya tujuan. Suatu hari aku
jalan-jalan santai, aku kepikiran tentang apa ya tujuan hidupku selama ini?
tiba-tiba aku melihat dan tentang nomor yang ada di plat mobil. Setiap mobil
itu memiliki nomer plat yang berbeda-beda dan kadang terulang. Benerkan? Terasa
aneh bagiku saat itu. Akhirnya aku cari
tau di internet tentang sebuah kemungkinan dan kesempatan.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Saat
mencari dua hal tersebut di internet, dia menemukan sebuah forum diskusi yang
membahas tentang Al-Quran.
Abdullah: Al-Quran menyebutkan kalau alam semesta
ini bukan diciptakan secara kebetulan dan disebutkan juga ternyata tujuan hidup
kita di dunia ini adalah beribadah kepada Allah SWT. Serta semua yang di alam
semesta ini adalah tanda-tanda bagi orang yang berfikir.
Syeikh Fahad Al-Kandari:
Ada sebuah cerita. Suatu hari, Bilal RA mengunjungi rumah Rasulullah SAW untuk
meminta ijin mengumandangkan adzan subuh. Dia menemukan beliau sedang menangis
hingga membasahi baju dan lantai.
Bilal: Ya Rasulullah, Apa yang membuatmu menangis, wahai
Rasulullah? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu pada masa lalu dan pada
masa mendatang?
Rasulullah SAW: Tidakkah aku adalah seorang hamba yang sering
bersyukur? Pada malam ini Allah mewahyukan padaku suatu ayat: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal (190) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “ Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau menciptakan, lindungilah kami
dari azab neraka (191)” (Surat Ali Imron: 190 dan 191).
Syeikh Fahad
Al-Kandari: Setelah itu, perlu kita semua perhatikan sabda Rasulullah yang satu
ini. Rasulullah bersabda: “Celakalah
orang yang membacanya, tetapi ia tidak merenungkan kandungan maknanya
(mentadabburinya).” H.R Ibnu Hibban. Setelah membaca ayat ini dengan terjemahan
Bahasa Perancis, membuat Abdullah tunduk pada kekuasaan Allah. Dia melihat
ciptaan Allah dengan sudut pandang yang berbeda. Pohon, sungai, langit,
matahari semuanya itu adalah tanda-tanda dari yang Maha Kuasa.
Abdullah: Aku bilang pada diri sendiri, ini adalah
tanda yang sangat jelas. Mengapa aku tidak berfikir sebelumnya tentang
keberadaan Allah? Dia menciptakan dan dan mengatur semuanya yang ada di alam
semesta ini sendiri. Kemudian aku mulai belajar Al-Quran beserta artinya.
Sangat menyentuh hati dan rasanya nggak bisa dijelaskan. Saat aku baca Al-Quran,
serasa Allah itu berbicara kepada kita secara langsung.
Yang
sangat menarik dari Al-Quran adalah banyaknya penelitian yang baru dilakukan
dalam abad ini dan itu semua ternyata ada di dalam Al-Quran dan semuanya benar.
Keyakinanku semakin bertambah setelah mengetahui ini.
Aku
sangat senang saat menemukan forum yang isinya mendiskusikan tentang penciptaan
alam semesta rasanya mendapatkan sebuah harta karun.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Setelah
mempelajari sendiri apa itu islam, Abdullah memutuskan untuk mengucapkan
syahadat. Dia adalah orang yang pemalu dan tidak ingin mengucapkan syahdat di
depan banyak orang.
Abdullah: Di awal nggak mudah ternyata karena
seytan selalu membisikiku dengan bilang kamu nggak bisa bahasa arab. Nagapain
kamu belajar islam? Ini bukan agamamu! Dan orang nantinya akan bilang apa kalau
kamu melakukan ini?. Tapi aku tetap belajar islam dengan mencoba untuk sholat menggunakan
Bahasa Perancis di rumah bukan di masjid. Aku melakukan dan mempelajarinya
sendiri secara otodidak. Seperti puasa di bulan ramadhan, aku nggak tau kapan
mulai dikatakan puasa. Jadi, aku mulai puasa setelah shalat subuh. Selain itu
juga, aku keluar dari tempatku berkerja. Aku mulai ke masjid dan bertemu dangan
banyak teman disana.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Seperti
yang dikatan oleh Allah di dalam surat Saba’ ayat 46 yang berbunyi “Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan
kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua
atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad)…. “(46).
Ayat ini menggambarkan apabila seseorang dalam keadaan sendiri untuk memikirkan
petujunjuk Allah, maka Allah sendirilah yang akan membantu menuntunnya. Sama
persis dengan apa yang dilakukan oleh Abdullah ini. Setelah itu, bagaimana
dengan reaksi keluarga anda, Abdullah?
Abdullah: Orang tua menerimaku sebagai seorang
muslim dengan baik. Karena mereka mengetahui diriku sebelum dan sesudah menjadi
muslim. Perbedaan diriku seperti hitam dan putih. Maksudnya sangat tampak
jelas. Sebelum memeluk islam, kelakuanku sangat nakal dan setelah masuk islam
aku sudah berubah total. Pernah ayahku mengajak kami sekeluarga pergi sebuah ke
restoran halal. Saat ini, Ayahku menjadi makin religius tetapi sebagai Kristiani.
Dia menyuruh anak-anaknya untuk pergi ke gereja. Dia pikir islam dan Kristen
tidak terlalu berbeda. Seringkali aku membaca sebuah terjemahan ayat di
internet, lalu aku tunjukkan kepada ayah. Selain itu juga aku tujukkan tentang penyimpangan
umat Kristiani.
Syeikh Fahad Al-Kandari:
Sangat senang sekali bertemu dengan Abdullah. Matanya seakan memancarkan
kebenaran dan saat ini dia sangat bersemangat untuk menghafalkan Al-Quran.
Setelah memeluk islam, bagaimana hubungan Anda
dengan alquran? Apakah Anda membacanya setiap hari?
Abdullah: Aku mencoba untuk membacanya setiap hari
karena aku merasa terjaga dengan Al-Quran. Untuk membaca bahasa arabnya, aku
juga belajar dari rekaman bacaan alquran. Sambil mendengarkan, aku juga membaca
artinya dalam bahasa Perancis. Selain itu aku juga membaca tafsirnya. Jadi aku
benar-benar bisa memahami isi Al-Quran.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah
anda merasakan kesulitan dengan percakapan yang kita lakukan ini? Setau saya
anda tadi mengucapkan doa Nabi Musa AS. Coba bacakan.
Abdullah: “Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii,
wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Syeikh Fahad
Al-Kandari: Semoga allah selalu menjagamu dalam
naungan islam, menjadikan keluarga muslim juga, mengabulkan cita-cita mu, dan
agama yang terbaik hanyalah ISLAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)
Sekali lagi Terimakasih