Guided Through The Quran by
Syeikh Fahad Alkandari
Program
televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk masuk Islam
lewat Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad AlKandari. Beliau mewawancarai 29 orang mualaf dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai ini tinggal di
beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis
ringkasan dari wawancara yang dilakukan oleh beliau. Semoga bermanfaat J
Episode 8:
Ismail (Lowe) 25 th - Musisi
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana kehidupanmu sebelum masuk islam? Apa
agamamu saat itu? dan sebarapa besar usahamu untuk membaca dan mempelajari islam?
Ismail: Pertama kali, sebelum masuk islam, kalau boleh Saya bilang
agama Saya adalah musik dan Saya adalah seorang musisi. Musik bagi banyak orang
seperti tuhan dan itu yang Saya rasakan. Alhamdulillah Allah SWT melindungi Saya
dari itu semua. Ibu Saya beragama Yahudi. Sehingga Saya sering ikut kegiatan
keagamaan Yahudi.
Syeikh Fahad Al-Kandari:
Alhamdulillah saat kami sampai di rumah Ismail kami (pembawa acara dan kru) memperhatikan ruamhnya, masih bernuansa musik tetapi dengan bentuk yang
berbeda. Seperti gendangan ini yang dibolongi dan dijadikan sebagai tempat
sampah.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa yang membuatmu terinspirasi
untuk memeluk islam?
Ismail: Ketika Saya melihat tayangan di BCC tentang
rahasia kehidupan alam semesta. Disana diceritakan bagaimana penciptaan alam
semesta. Saya percaya pasti ada sesuatu di balik ini semua karena terlihat
begitu luar biasa. Itu yang pertama. Yang kedua, Saudara Saya memberikan
Al-Quran terjemahan Bahasa Inggris.Saat Saya sukses dalam bermusik, disitulah
masalah berdatangan dan menjadi tidak bahagia. Keadaan seperti itu yang
membuat Saya membuka Al-Quran. Diawali dengan membaca Al-Fatihah dan
Al-Baqarah. Ada ayat yang membuat Saya tertampar. Ayat 11 dan 12 surat
Al-Baqarah yang isinya larangan dari Allah agar manusia tidak merusak bumi.
Tapi manusia menjawab kami adalah orang yang berbuat perbaikan. Padahal Allah Maha
Mengetahui bahwa mereka adalah perusak. Sama seperti saat Saya berada di
industri musik. Kami ingin menampilkan yang terbaik buat kalian tapi kami
mengambil keuntungan dari itu semua. Alhamdulillah Allah menjadikan Saya masuk Islam
saat masih muda.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana
perasaanmu ketika pertama kali membuka Al-Quran?
Ismail:
Sebelum Saya membuka Al-Quran, Saya merasa mendapatkan tekanan yang sangat menyiksa,
tapi setelah membacanya, rasanya ajiiib. Walaupun itu masih yang Saya baca
adalah terjemahan Al-Quran, Subbahanallah.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah kamu selalu membawa Al-Quran kemanapun
pergi padahal kamu belum menjadi seorang muslim?
Ismail: Ya. Al-Quran terjamahan Bahasa Inggris
yang Saya bawa di dalam bis. Karena Saya benar-benar ingin memahami Al-Quran.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana
proses kamu mengucapkan dua kalimat syahadat ?
Ismail: Saya menuju masjid terdekat dan Saya bilang Saya mau memeluk Islam
sekarang. Mereka (orang yang ada di masjid) terlihat kaget. Walaupun begitu, Alhamdulillah
meraka menyambut dengan baik, diajaklah Saya keatas, lalu mereka meminta Saya
untuk menirukan bacaan syahadat dan Saya ikuti mereka. Alhamdullilah akhirnya Saya
masuk Islam. Saat itu rasanya Saya sudah tidak punya lagi masalah. Semua hilang
begitu saja. Saya benar-benar dibimbing oleh Allah dan semoga Saya seterusnya
dalam bimibingannya. Amiiin
Syeikh Fahad Al-Kandari: Setelah
masuk islam, bagaimana hubunganmu dengan Al-Quran?
Ismail: Alhamdulillah, setiap hari Saya membaca
Al-Quran. Saya merasa ketagihan. Rasanya setiap hari harus membacanya untuk
mengisi kekosongan hati ini. Sebelumnya, musik yang mengisi segala kegundahan
hati, tapi sekarang itu semua hanya ilusi. Musik bisa membuat Saya lupa akan
Allah.
Ismail: Semakin kita sukses, fitnah terus berdatangan. Saya harus
memilih antara musik atau Islam. Teringat kata Ibnu Al-Qayem: saat kita mencitai
musik dan cinta Al-quran, keduanya tidak dapat bersatu didalam hati manusia. Syapun memilih Islam. Alhamdulillah, semuanya berubah. Apabila sebelum masuk islam, kita menggunakan kacamata dunia saja. Setelah masuk islam, Saya merasa hati ini
telah diganti oleh Allah dengan yang baru. Jadi semua terlihat berbeda.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Subbahanallah, Saya teringat sebuah ayat di
surat Az-zumar ayat 22 yang berbunyi : “Maka
apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama
Islam lalu dia mendapat cahaya dari
Tuhan-nya (sama dengan orang yang hatinya membatu?)…” Alhamdulillah Allah
membukakan hati Ismail untuk menerima Islam. Bagaimana
reaksi dari keluarga dan teman teman kamu?
Ismail: Pertama kali memeluk Islam adalah sebuah
masalah besar, khususnya bagi ibu Saya. Beliau menangis dan merasa ingin mati.
Tapi orang tua Saya adalah orang tua yang baik. Alhamdulillah setelah Saya menikah
dan punya satu anak Ibrahim namanya, ibu Saya menjadi lebih luwes dan mulai menerima keislaman
Saya dan keluarga.
Syeikh Fahad
Al-Kandari: Apakah ada ayat yang kamu jadikan sebagai penyemangat dalam hidup ini?
Ismail: Ada. Surat Al-Hadid ayat 20 yang isinya “kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
senda gurauan…”. Ayat ini menggambarkan hidup Saya sebelum islam, seperti
gelembung, industri musik, pergi ke clubs, ikut pesta setiap waktu. Setelah itu,
semua Saya tinggalkan. Ternyata selain Islam tidak ada apa-apanya. Saya benar-benar
merasakan kehidupan sebelum masuk islam dan bersyukurnya saat ini Saya sedang merasakan
nikmatnya iman
Impian Ismail:
Saya ingin belajar tentang Islam di Madinah. Setelah itu, Saya ingin
mengajarkan keindahan Islam kepada keluarga dan lingkungan Saya. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)
Sekali lagi Terimakasih