Rabu, 04 Februari 2015

Guided Through The Quran episode 8

Guided Through The Quran by Syeikh Fahad Alkandari

Program televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk masuk Islam lewat Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad AlKandari.  Beliau mewawancarai 29 orang mualaf dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai ini tinggal di beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis ringkasan dari wawancara yang dilakukan oleh beliau. Semoga bermanfaat J

Episode 8:

Ismail (Lowe) 25 th - Musisi

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana kehidupanmu sebelum masuk islam? Apa agamamu saat itu? dan sebarapa besar usahamu untuk membaca dan mempelajari islam?

Ismail: Pertama kali, sebelum masuk islam, kalau boleh Saya bilang agama Saya adalah musik dan Saya adalah seorang musisi. Musik bagi banyak orang seperti tuhan dan itu yang Saya rasakan. Alhamdulillah Allah SWT melindungi Saya dari itu semua. Ibu Saya beragama Yahudi. Sehingga Saya sering ikut kegiatan keagamaan Yahudi.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Alhamdulillah saat kami sampai di rumah Ismail kami (pembawa acara dan kru) memperhatikan ruamhnya, masih bernuansa musik tetapi dengan bentuk yang berbeda. Seperti gendangan ini yang dibolongi dan dijadikan sebagai tempat sampah.



Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa yang membuatmu terinspirasi untuk memeluk islam?

Ismail: Ketika Saya melihat tayangan di BCC tentang rahasia kehidupan alam semesta. Disana diceritakan bagaimana penciptaan alam semesta. Saya percaya pasti ada sesuatu di balik ini semua karena terlihat begitu luar biasa. Itu yang pertama. Yang kedua, Saudara Saya memberikan Al-Quran terjemahan Bahasa Inggris.Saat Saya sukses dalam bermusik, disitulah masalah berdatangan dan menjadi tidak bahagia. Keadaan seperti itu yang membuat Saya membuka Al-Quran. Diawali dengan membaca Al-Fatihah dan Al-Baqarah. Ada ayat yang membuat Saya tertampar. Ayat 11 dan 12 surat Al-Baqarah yang isinya larangan dari Allah agar manusia tidak merusak bumi. Tapi manusia menjawab kami adalah orang yang berbuat perbaikan. Padahal Allah Maha Mengetahui bahwa mereka adalah perusak. Sama seperti saat Saya berada di industri musik. Kami ingin menampilkan yang terbaik buat kalian tapi kami mengambil keuntungan dari itu semua. Alhamdulillah Allah menjadikan Saya masuk Islam saat masih muda.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana perasaanmu ketika pertama kali membuka Al-Quran?

Ismail: Sebelum Saya membuka Al-Quran, Saya merasa mendapatkan tekanan yang sangat menyiksa, tapi setelah membacanya, rasanya ajiiib. Walaupun itu masih yang Saya baca adalah terjemahan Al-Quran, Subbahanallah.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah kamu selalu membawa Al-Quran kemanapun pergi padahal kamu belum menjadi seorang muslim?

Ismail: Ya. Al-Quran terjamahan Bahasa Inggris yang Saya bawa di dalam bis. Karena Saya benar-benar ingin memahami Al-Quran.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Bagaimana proses kamu mengucapkan dua kalimat syahadat ?

Ismail: Saya menuju masjid terdekat dan Saya bilang Saya mau memeluk Islam sekarang. Mereka (orang yang ada di masjid) terlihat kaget. Walaupun begitu, Alhamdulillah meraka menyambut dengan baik, diajaklah Saya keatas, lalu mereka meminta Saya untuk menirukan bacaan syahadat dan Saya ikuti mereka. Alhamdullilah akhirnya Saya masuk Islam. Saat itu rasanya Saya sudah tidak punya lagi masalah. Semua hilang begitu saja. Saya benar-benar dibimbing oleh Allah dan semoga Saya seterusnya dalam bimibingannya. Amiiin

Syeikh Fahad Al-Kandari: Setelah masuk islam, bagaimana hubunganmu dengan Al-Quran?

Ismail: Alhamdulillah, setiap hari Saya membaca Al-Quran. Saya merasa ketagihan. Rasanya setiap hari harus membacanya untuk mengisi kekosongan hati ini. Sebelumnya, musik yang mengisi segala kegundahan hati, tapi sekarang itu semua hanya ilusi. Musik bisa membuat Saya lupa akan Allah.

Ismail: Semakin kita sukses, fitnah terus berdatangan. Saya harus memilih antara musik atau Islam. Teringat kata Ibnu Al-Qayem: saat kita mencitai musik dan cinta Al-quran, keduanya tidak dapat bersatu didalam hati manusia. Syapun memilih Islam. Alhamdulillah, semuanya berubah. Apabila sebelum masuk islam, kita menggunakan kacamata dunia saja. Setelah masuk islam, Saya merasa hati ini telah diganti oleh Allah dengan yang baru. Jadi semua terlihat berbeda.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Subbahanallah, Saya teringat sebuah ayat di surat Az-zumar ayat 22 yang berbunyi : “Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Tuhan-nya (sama dengan orang yang hatinya membatu?)…” Alhamdulillah Allah membukakan hati Ismail untuk menerima Islam. Bagaimana reaksi dari keluarga dan teman teman kamu?

Ismail: Pertama kali memeluk Islam adalah sebuah masalah besar, khususnya bagi ibu Saya. Beliau menangis dan merasa ingin mati. Tapi orang tua Saya adalah orang tua yang baik. Alhamdulillah setelah Saya menikah dan punya satu anak Ibrahim namanya, ibu Saya menjadi lebih luwes dan mulai menerima keislaman Saya dan keluarga.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah ada ayat yang kamu jadikan sebagai penyemangat dalam hidup ini?

Ismail: Ada. Surat Al-Hadid ayat 20 yang isinya “kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan…”. Ayat ini menggambarkan hidup Saya sebelum islam, seperti gelembung, industri musik, pergi ke clubs, ikut pesta setiap waktu. Setelah itu, semua Saya tinggalkan. Ternyata selain Islam tidak ada apa-apanya. Saya benar-benar merasakan kehidupan sebelum masuk islam dan bersyukurnya saat ini Saya sedang merasakan nikmatnya iman


Impian Ismail: Saya ingin belajar tentang Islam di Madinah. Setelah itu, Saya ingin mengajarkan keindahan Islam kepada keluarga dan lingkungan Saya. Amiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)

Sekali lagi Terimakasih