Guided Through the Quran by Syeikh
Fahad Al-Kandari
Program
televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk masuk Islam
lewat Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad Al-Kandari. Beliau mewawancarai 29 orang mualaf dengan
latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai ini tinggal di
beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis
ringkasan dari wawancara yang dilakukan oleh beliau. Semoga bermanfaat J
Episode 9:
Thaha Yasin- 33 th
Syeikh Fahad Al-Kandari: Coba ceritakan perjalanan kamu dari Polandia
ke Inggris dan kehidupan Kamu sebelum masuk Islam.
Thaha: Saya lahir di Polandia. Saya pergi ke Inggris ketika berumur 19
tahun untuk mencari perkerjaan karena saat itu di Polandia terjadi krisis
ekonomi. Di Inggris, Saya mempunyai seorang teman yang bernama Khaatim. Dia
berkerja di sebuah restaurant disana sebagai penaggung jawab dapur.
Khaatim: Saat saya melihat dia depan restoran dan saya tanyai dia
apakah dia sedang mencari perkerjaan?. Dia jawab iya. Saya langsung menerima
dia karena saya memang sedang butuh pegawai tambahan. Sejak saat itu kami
berkerjasama selama 15 tahun.
Thaha: Khaatim adalah orang Mesir yang sangat baik,
mudah bergaul, suka menolong. Sepertinya di Polandia tidak ada orang sebaik
dia. Saat saya bertemu dengan dia, saya merasa kembali ke rumah.
Khaatim: Kami sangat dekat,
kadang kami tidur di dalam satu rumah.
Thaha: Saya nggak seberapa
mengenal Islam sebelumnya. Saya tau bahasa arab dan agama mereka kerana saya
punya teman dari mesir. Semuanya terasa baru buat Saya.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Saat masih muda Kamu merasa menjalani hidup
dengan penuh dosa. Apakah Kamu merasa nyaman saat itu?
Thaha:
Awalnya terasa menyenangkan. Tapi itu hanya berajalan hanya sebentar.Berkerja,
bertemu dengan banyak teman begitu seterusnya terasa nggak nyaman. Akhirnya
saya mengadu kepada tuhan sambil menangis. Tuhan tolong beri aku pentunjuk dan
aku akan ikut arahan-Mu. Mohon Tunjukkanlah Tuhan.
Khatiim:
Dia benar-benar tidak mengerti tentang Islam. Bahkan saat saya mengucapkan kata
“Islam” dia masih tidak mengetahui itu.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Sebelum masuk Islam Kamu mendengar kata
Al-Quran, Allah. Kapan dan dimana? Coba ceritakan.
Thaha:
Saya duduk di auditorium yang basar dan bagus di salah satu kampus di Inggris.
Didepan ada seorang professor dari Inggris sedang mambacakan Al-Quran dengan sangat
baik dan menyentuh sekali. Dari situ saya terdorong untuk mempelajari sendiri
Al-Quran.
Thaha:
Saya sendirian di kamar saat mati lampu. Sayapun menyalakan lilin karena ingin
membaca buku. Buku tersebut adalah Al-Quran terjemahan Bahasa Inggris yang saya
pinjam dari perpustakaan. Setelah itu saya tertidur karena memang saya
membacanya sambil tiduran. Saat saya asyik membaca, tiba-tiba lilin mati. Saat
itu sudah malam sekali jadi sangat gelap. Saya ketakutan hingga tidak bisa
bergerak sama sekali. Setelah 2 menit berlalu, saya merasa lebih baik dan
menyalakan lilin lagi. Saya mulai membaca potongan ayat dari Surat Al-Baqarah ayat 164 yang berbunyi:
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan
siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi
manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu
dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya
bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tkamu(kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang mengerti.”
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa yang kamu dapat
dari ayat itu ?
Thaha:
Di dalam kehidupan kita, semuanya adalah sebuah tanda dari Allah bagi siapa
yang berakal. Bagi saya itu ayat yang luar biasa. Saya merasa selama ini tidak
menyadari tanda-tkamuyang telah diberikan. Mulai saat itu saya lebih serius
untuk mempelajari isi Al-Quran
Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah
setelah itu Kamu langsung masuk Islam?
Thaha:
Nggak langsung. Saya terus menggali informasi. Setahun kemudian pihak kampus
mengirim beberapa tim ke Maroko dan Mesir selama setahun. Saya ingin sekali
ditunjuk untuk ke Mesir karena ada saudara dari Khaatim. Dan kami begitu dekat
di sini dan dia lebih dulu kembali ke Mesir. Alhamdulillah akhirny saya
ditunjuk ke Mesir.
Thaha: Sebelum berangkat ke Mesir, saya menyempatkan untuk
membaca artikel Islam. Di Mesir dan tinggal bersama saudara Khatim. Dan saya
mengambil kesimpulan bahwa Islam itu benar tapi saya masih merasa takut karena
saya harus berhadapan dengan keluarga saya, tradisi sebelumnya dan sepertinya
susah. Hingga suatu malam saya bermimpi. Di dalam mimpi itu, saya melihat diri
saya baru saja meninggal. Langsung saya terbangun dan pergi ke kamar teman saya
di sebelah dan bilang kalau saya ingin masuk Islam. Langsung kami beganti
pakaian dan pergi ke masjid Al-Azhar. Kami menceritakan ke pada imam disana.
Sebelum mngucapkan syahadat, saya ditanyai kenapa mau masuk Islam? Apa yang
kamu ketahui tantang Islam? Apakah kamu mau mengganti namamu?. Setelah itu,
saya disuruh untuk mengulangi apa yang imam katakan. Ya akhirnya saya
mengucapkan dua kalimat syahadat. Saya merasa mata saya yang selama ini tertutup
menjadi terbuka sangat lebar. Sangking bahanagianya saya, Sempat tidak percaya
kalau ternyata saya sudah menjadi seorang muslim.
Thaha:
Islam itu “the way of life” dan Al-Quran adalah petanya. Kita semua memiliki
tujuan yang sama tetapi dengan cara yang berbeda-beda dan kita tidak tahu cara
yang akan kita hadapi seperti apa bentuknya. Yang bisa kita lakukan adalah baca
dan baca Al-Quran. Apabila kamu mau mendapatkan kesuksesan, kamu harus
mempelajari dan memahami Al-Quran “Merekalah yang mendapat petunjuk dari
Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Surat Al-Baqarah ayat
5.
Syeikh Fahad Al-Kandari: Yang saya tahu, kehidupan kamu sebelum Islam
sangat berbeda dari yang sekarang. Apakah kamu menemukan kesulitan setelah
menjadi seorang muslim?
Thaha: Alhamdulillah Nggak sama sekali. Ternyata alcohol dan
semacamnya tidak menjadi penting sekarang. Yang penting sekarang adalah Allah.
Hubungan saya dengan keluarga setelah masuk Islam semakin membaik. Karena saya
lebih memperhatikan mereka, lebih sayang kepada mereka. Saya melakukan itu
semua karena saya adalah seorang muslim.
Impian Thaha: Saya
ingin mengajak istri saya pergi ke mekkah. Semoga terkabul aminn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)
Sekali lagi Terimakasih