Kamis, 05 Februari 2015

Guided Through The Quran episode 9

Guided Through the Quran by Syeikh Fahad Al-Kandari

Program televisi yang menampilkan bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk masuk Islam lewat Al-Quran. Program ini dipandu oleh Syeikh Fahad Al-Kandari.  Beliau mewawancarai 29 orang mualaf dengan latar belakang yang berbeda-beda. Para mualaf yang diwawancarai ini tinggal di beberapa negara seperti Inggris, Beligia, Perancis dan Spanyol. Aku akan nulis ringkasan dari wawancara yang dilakukan oleh beliau. Semoga bermanfaat J

Episode 9:

Thaha Yasin- 33 th 

Syeikh Fahad Al-Kandari: Coba ceritakan perjalanan kamu dari Polandia ke Inggris dan kehidupan Kamu sebelum masuk Islam.

Thaha: Saya lahir di Polandia. Saya pergi ke Inggris ketika berumur 19 tahun untuk mencari perkerjaan karena saat itu di Polandia terjadi krisis ekonomi. Di Inggris, Saya mempunyai seorang teman yang bernama Khaatim. Dia berkerja di sebuah restaurant disana sebagai penaggung jawab dapur.

Khaatim: Saat saya melihat dia depan restoran dan saya tanyai dia apakah dia sedang mencari perkerjaan?. Dia jawab iya. Saya langsung menerima dia karena saya memang sedang butuh pegawai tambahan. Sejak saat itu kami berkerjasama selama 15 tahun.

Thaha: Khaatim adalah orang Mesir yang sangat baik, mudah bergaul, suka menolong. Sepertinya di Polandia tidak ada orang sebaik dia. Saat saya bertemu dengan dia, saya merasa kembali ke rumah.

Khaatim: Kami sangat dekat, kadang kami tidur di dalam satu rumah.

Thaha: Saya nggak seberapa mengenal Islam sebelumnya. Saya tau bahasa arab dan agama mereka                 kerana saya punya teman dari mesir. Semuanya terasa baru buat Saya.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Saat masih muda Kamu merasa menjalani hidup dengan penuh dosa. Apakah Kamu merasa nyaman saat itu?

Thaha: Awalnya terasa menyenangkan. Tapi itu hanya berajalan hanya sebentar.Berkerja, bertemu dengan banyak teman begitu seterusnya terasa nggak nyaman. Akhirnya saya mengadu kepada tuhan sambil menangis. Tuhan tolong beri aku pentunjuk dan aku akan ikut arahan-Mu. Mohon Tunjukkanlah Tuhan.

Khatiim: Dia benar-benar tidak mengerti tentang Islam. Bahkan saat saya mengucapkan kata “Islam” dia masih tidak mengetahui itu.

Syeikh Fahad Al-Kandari: Sebelum masuk Islam Kamu mendengar kata Al-Quran, Allah. Kapan dan dimana? Coba ceritakan.

Thaha: Saya duduk di auditorium yang basar dan bagus di salah satu kampus di Inggris. Didepan ada seorang professor dari Inggris sedang mambacakan Al-Quran dengan sangat baik dan menyentuh sekali. Dari situ saya terdorong untuk mempelajari sendiri Al-Quran.

Thaha: Saya sendirian di kamar saat mati lampu. Sayapun menyalakan lilin karena ingin membaca buku. Buku tersebut adalah Al-Quran terjemahan Bahasa Inggris yang saya pinjam dari perpustakaan. Setelah itu saya tertidur karena memang saya membacanya sambil tiduran. Saat saya asyik membaca, tiba-tiba lilin mati. Saat itu sudah malam sekali jadi sangat gelap. Saya ketakutan hingga tidak bisa bergerak sama sekali. Setelah 2 menit berlalu, saya merasa lebih baik dan menyalakan lilin lagi. Saya mulai membaca potongan ayat  dari Surat Al-Baqarah ayat 164 yang berbunyi:

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tkamu(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.”

 Syeikh Fahad Al-Kandari: Apa yang kamu dapat dari ayat itu ?

Thaha: Di dalam kehidupan kita, semuanya adalah sebuah tanda dari Allah bagi siapa yang berakal. Bagi saya itu ayat yang luar biasa. Saya merasa selama ini tidak menyadari tanda-tkamuyang telah diberikan. Mulai saat itu saya lebih serius untuk mempelajari isi Al-Quran

Syeikh Fahad Al-Kandari: Apakah setelah itu Kamu langsung masuk Islam?

Thaha: Nggak langsung. Saya terus menggali informasi. Setahun kemudian pihak kampus mengirim beberapa tim ke Maroko dan Mesir selama setahun. Saya ingin sekali ditunjuk untuk ke Mesir karena ada saudara dari Khaatim. Dan kami begitu dekat di sini dan dia lebih dulu kembali ke Mesir. Alhamdulillah akhirny saya ditunjuk ke Mesir.

Thaha: Sebelum berangkat ke Mesir, saya menyempatkan untuk membaca artikel Islam. Di Mesir dan tinggal bersama saudara Khatim. Dan saya mengambil kesimpulan bahwa Islam itu benar tapi saya masih merasa takut karena saya harus berhadapan dengan keluarga saya, tradisi sebelumnya dan sepertinya susah. Hingga suatu malam saya bermimpi. Di dalam mimpi itu, saya melihat diri saya baru saja meninggal. Langsung saya terbangun dan pergi ke kamar teman saya di sebelah dan bilang kalau saya ingin masuk Islam. Langsung kami beganti pakaian dan pergi ke masjid Al-Azhar. Kami menceritakan ke pada imam disana. Sebelum mngucapkan syahadat, saya ditanyai kenapa mau masuk Islam? Apa yang kamu ketahui tantang Islam? Apakah kamu mau mengganti namamu?. Setelah itu, saya disuruh untuk mengulangi apa yang imam katakan. Ya akhirnya saya mengucapkan dua kalimat syahadat. Saya merasa mata saya yang selama ini tertutup menjadi terbuka sangat lebar. Sangking bahanagianya saya, Sempat tidak percaya kalau ternyata saya sudah menjadi seorang muslim.

Thaha: Islam itu “the way of life” dan Al-Quran adalah petanya. Kita semua memiliki tujuan yang sama tetapi dengan cara yang berbeda-beda dan kita tidak tahu cara yang akan kita hadapi seperti apa bentuknya. Yang bisa kita lakukan adalah baca dan baca Al-Quran. Apabila kamu mau mendapatkan kesuksesan, kamu harus mempelajari dan memahami Al-Quran “Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhan-nya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Surat Al-Baqarah ayat 5.   

Syeikh Fahad Al-Kandari: Yang saya tahu, kehidupan kamu sebelum Islam sangat berbeda dari yang sekarang. Apakah kamu menemukan kesulitan setelah menjadi seorang muslim?

Thaha: Alhamdulillah Nggak sama sekali. Ternyata alcohol dan semacamnya tidak menjadi penting sekarang. Yang penting sekarang adalah Allah. Hubungan saya dengan keluarga setelah masuk Islam semakin membaik. Karena saya lebih memperhatikan mereka, lebih sayang kepada mereka. Saya melakukan itu semua karena saya adalah seorang muslim.

Impian Thaha: Saya ingin mengajak istri saya pergi ke mekkah. Semoga terkabul aminn



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah membaca. Jika ada masukan silahkan beri komentar :)

Sekali lagi Terimakasih